Ukasyah bin
Mihshan al Asadi adalah seorang sahabat Muhajirin yang berasal dari Bani Abdu
Syams. Ia telah memeluk Islam pada masa-masa awal sehingga termasuk dalam as
Sabiqunal Awwalin.
Jalan Kelurahan Curug RT. 03/10 Kec. Bojongsari Kota Depok 16517. Tlp. 0856-7717-337. Rek. Mandiri 157-000-5005-799 An. PSAA Wisma Karya Bakti
Rabu, 22 Maret 2017
Selasa, 14 Maret 2017
Kisah 3 Orang Buta. Kontemplasi Panti Asuhan Wisma Karya Bakti
Dikisahkan
ada 3 orang buta yg selalu merasa paling tahu tentang segala hal, mereka adalah
3 orang sahabat karib. Setiap hari mereka selalu bersama dalam suka dan duka.
Senin, 13 Maret 2017
Bakti Sosial Auto MOT Dirjen Perhubungan Darat di Panti Asuhan Wisma Karya Bakti
Alhamdulillah dan terimakasih banyak atas pelaksanaan kegiatan Bakti Sosial dan Santunan dari Kementerian Perhubungan Darat. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat di Panti Asuhan Wisma Karya Bakti Otista,
Pelaksanaan ini juga sekaligus sosialisasi berkendara yang aman di jalan lalu lintas, hal ini di lakukan oleh AUTO MOT di Panti Asuhan Wisma Karya Bakti otista.
ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Dirjen Perhubungan Darat untuk berbagi ke panti-panti untuk berbagi, salah satunya dilaksanakan di Panti Asuhan Wisma Karya Bakti pada tanggal 11 Maret 2017.
semoga kegiatan ini terus berlanjut. dan kami dari panti Asuhan Wisma Karya Bakti OTISTA mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya, semoga menjadi amal ibadah bagi Dirjen Perhubungan Darat dan AUTO MOT, dan semoga Allah memberikan ganjaran yang berlipat ganda. aamiin......
semoga kegiatan ini juga di ikuti oleh pihak instansi yang lainnya,,,,
*berbagi tidak harus menunggu kaya*
*Hijral Amal*
*Peduli Nusantara*
KISAH TELADAN JENDERAL KHALID BIN WALID Kontemplasi PSAA Wisma Karya Bakti
Pada zaman pemerintahan Khalifah Syaidina Umar bin
Khatab, ada seorang panglima perang yang disegani lawan dan dicintai kawan.
Panglima perang yang tak pernah kalah sepanjang karirnya memimpin tentara di
medan perang. Baik pada saat beliau masih menjadi panglima Quraish, maupun
setelah beliau masuk Islam dan menjadi panglima perang umat muslim. Beliau
adalah Jenderal Khalid bin Walid.
Namanya harum
dimana-mana. Semua orang memujinya dan mengelu-elukannya. Kemana beliau pergi
selalu disambut dengan teriakan, "Hidup Khalid, hidup Jenderal, hidup
Panglima Perang, hidup Pedang Allah yang Terhunus." Ya! .. beliau mendapat
gelar langsung dari Rasulullah SAW yang menyebutnya sebagai Pedang Allah yang
Terhunus.
Dalam suatu
peperangan beliau pernah mengalahkan pasukan tentara Byzantium dengan jumlah
pasukan 240.000. Padahal pasukan muslim yang dipimpinnya saat itu hanya
berjumlah 46.000 orang. Dengan kejeliannya mengatur strategi, pertempuran itu
bisa dimenangkannya dengan mudah.
Itulah Khalid bin
Walid, beliau bahkan tak gentar sedikitpun menghadapi lawan yang jauh lebih
banyak.
Ada satu kisah
menarik dari Khalid bin Walid. Dia memang sangat sempurna di bidangnya; ahli
siasat perang, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan karismatik di
tengah prajuritnya. Dia juga tidak sombong dan lapang dada walaupun dia berada
dalam puncak popularitas.
Pada suatu ketika,
di saat beliau sedang berada di garis depan, memimpin peperangan, tiba-tiba
datang seorang utusan dari Amirul mukminin, Sayidina Umar bin Khatab, yang
mengantarkan sebuah surat. Di dalam surat tersebut tertulis pesan singkat,
"Dengan ini saya nyatakan Jenderal Khalid bin Walid di pecat sebagai
panglima perang. Segera menghadap!"
Menerima khabar
tersebut tentu saja sang jenderal sangat gusar hingga tak bisa tidur. Beliau
terus-menerus memikirkan alasan pemecatannya. Kesalahan apa yang telah saya
lakukan? Kira-kira begitulah yang berkecamuk di dalam pikiran beliau kala itu.
Sebagai prajurit
yang baik, taat pada atasan, beliaupun segera bersiap menghadap Khalifah Umar
Bin Khatab. Sebelum berangkat beliau menyerahkan komando perang kepada
penggantinya.
Sesampai di depan
Umar beliau memberikan salam, "Assalamualaikum ya Amirul mukminin!
Langsung saja! Saya menerima surat pemecatan. Apa betul saya di pecat?"
"Walaikumsalam
warahmatullah! Betul Khalid!" Jawab Khalifah.
"Kalau
masalah dipecat itu hak Anda sebagai pemimpin. Tapi, kalau boleh tahu,
kesalahan saya apa?"
"Kamu tidak
punya kesalahan."
"Kalau tidak
punya kesalahan kenapa saya dipecat? Apa saya tak mampu menjadi panglima?"
"Pada zaman
ini kamu adalah panglima terbaik."
"Lalu kenapa
saya dipecat?" tanya Jenderal Khalid yang tak bisa menahan rasa
penasarannya.
Dengan tenang
Khalifah Umar bin Khatab menjawab, "Khalid, engkau jenderal terbaik,
panglima perang terhebat. Ratusan peperangan telah kau pimpin, dan tak pernah
satu kalipun kalah. Setiap hari Masyarakat dan prajurit selalu menyanjungmu.
Tak pernah saya mendengar orang menjelek-jelekkan. Tapi, ingat Khalid, kau juga
adalah manusia biasa. Terlalu banyak orang yang memuji bukan tidak mungkin akan
timbul rasa sombong dalam hatimu. Sedangkan Allah sangat membenci orang yang
memiliki rasa sombong''.
''Seberat debu
rasa sombong di dalam hati maka neraka jahanamlah tempatmu. Karena itu, maafkan
aku wahai saudaraku, untuk menjagamu terpaksa saat ini kau saya pecat. Supaya engkau
tahu, jangankan di hadapan Allah, di depan Umar saja kau tak bisa berbuat
apa-apa!"
Mendengar jawaban
itu, Jenderal Khalid tertegun, bergetar, dan goyah. Dan dengan segenap kekuatan
yang ada beliau langsung mendekap Khalifah Umar.
Sambil menangis
beliau berbisik, "Terima kasih ya Khalifah. Engkau saudaraku!"
Bayangkan ….
mengucapkan terima kasih setelah dipecat, padahal beliau tak berbuat kesalahan
apapun. Adakah pejabat penting saat ini yang mampu berlaku mulia seperti itu?
Yang banyak terjadi justru melakukan perlawanan, mempertahankan jabatan
mati-matian, mencari dukungan, mencari teman, mencari pembenaran, atau mencari
kesalahan orang lain supaya kesalahannya tertutupi.
Jangankan dipecat
dari jabatan yang sangat bergengsi, 'kegagalan' atau keterhambatan dalam
perjalanan karir pun seringkali tidak bisa diterima dengan lapang dada.
Akhirnya semua disalahkan, sistem disalahkan, orang lain disalahkan, semua
digugat.....bahkan hingga yang paling ekstrim.... Tuhan pun digugat..
Kembali ke Khalid
bin Walid, hebatnya lagi, setelah dipecat beliau balik lagi ke medan perang.
Tapi, tidak lagi sebagai panglima perang. Beliau bertempur sebagai prajurit
biasa, sebagai bawahan, dipimpin oleh mantan bawahannya kemarin.
Beberapa orang
prajurit terheran-heran melihat mantan panglima yang gagah berani tersebut
masih mau ikut ambil bagian dalam peperangan. Padahal sudah dipecat. Lalu, ada
diantara mereka yang bertanya, "Ya Jenderal, mengapa Anda masih mau
berperang? Padahal Anda sudah dipecat."
Dengan tenang
Khalid bin Walid menjawab, "Saya berperang bukan karena jabatan,
popularitas, bukan juga karena Khalifah Umar. Saya berperang semata-mata karena
mencari keridhaan Allah."
Kerang Mutiara Kontemplasi ku tahu yang KAU mau....
Seekor kerang mutiara yang masih belia
bermain di sebuah taman di dasar lautan. Ia berlari kekiri dan kekanan dengan
sangat lincahnya dihamparan pasir taman para kerang.
Budidaya Labu Butternut Panti Asuhan Wisma Karya Bakti otista
Pada prinsip
cara bercocok tanam labu butternut memiliki persamaan dengan jenis labu pada
umumnya. Tanaman yang dapat dipanen setelah mamasuki umur tanam 85-90 hari ini
adalah jenis tanaman merambat atau menjalar (Cucurbitaceae)
dari jenis tanaman semusim. Sehingga untuk memaksimalkan kualitas buah tanaman
ini membutuhkan para-para (tempat rambat)
Jumat, 10 Maret 2017
Kami Panti Asuhan Wisma Karya Bakti OTISTA
Beberapa Manfaat Labu Madu
Dalam menjalankan amanah, kami dari pengurus Panti Asuhan Wisma Karya Bakti otista, berusaha sekuat tenaga untuk menjalankannya. salah satu kegiatan kami untuk menambah oprasional Panti, dengan berupaya mengoptimalkan lahan yang ada di panti kami.
Label:
labu madu,
otista,
panti asuhan,
panti asuhan depok,
perkebunan
Keistimewaan Orang Yang Bersedekah
Ada beberapa rahasia untuk menjadi kaya tanpa kita duga. Banyakkan bersedekah. Berikut ini beberapa dalil yang menyatakan dengan bersedekah, seseorang itu boleh menjadi kaya atau dimurahkan rezekinya.
Inilah Keajaiban Sedekah Membuat Rezeki Penuh Barokah
Perkebunan Mentimun Panti Asuhan Wisma Karya Bakti
Perkebunan Mentimun, timun atau ketimun di PSAA Wisma Karya Bakti.
Mentimun, timun, atau ketimun (Cucumis sativus L.; suku labu-labuan atau Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan
Langganan:
Postingan (Atom)