Rabu, 22 Maret 2017

Ukasyah bin Mihshan Refleksi Panti Asuhan Wisma Karya Bakti

Ukasyah bin Mihshan al Asadi adalah seorang sahabat Muhajirin yang berasal dari Bani Abdu Syams. Ia telah memeluk Islam pada masa-masa awal sehingga termasuk dalam as Sabiqunal Awwalin.

Selasa, 14 Maret 2017

Kisah 3 Orang Buta. Kontemplasi Panti Asuhan Wisma Karya Bakti

Dikisahkan ada 3 orang buta yg selalu merasa paling tahu tentang segala hal, mereka adalah 3 orang sahabat karib. Setiap hari mereka selalu bersama dalam suka dan duka.

Senin, 13 Maret 2017

Bakti Sosial Auto MOT Dirjen Perhubungan Darat di Panti Asuhan Wisma Karya Bakti


Alhamdulillah dan terimakasih banyak atas pelaksanaan kegiatan Bakti Sosial dan Santunan dari Kementerian Perhubungan Darat. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat di Panti Asuhan Wisma Karya Bakti Otista,
Pelaksanaan ini juga sekaligus sosialisasi berkendara yang aman di jalan lalu lintas, hal ini di lakukan oleh AUTO MOT di Panti Asuhan Wisma Karya Bakti otista.
ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Dirjen Perhubungan Darat untuk berbagi ke panti-panti untuk berbagi, salah satunya dilaksanakan di Panti Asuhan Wisma Karya Bakti pada tanggal 11 Maret 2017.
semoga kegiatan ini terus berlanjut. dan kami dari panti Asuhan Wisma Karya Bakti OTISTA mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya, semoga menjadi amal ibadah bagi Dirjen Perhubungan Darat dan AUTO MOT, dan semoga Allah memberikan ganjaran yang berlipat ganda. aamiin......
semoga kegiatan ini juga di ikuti oleh pihak instansi yang lainnya,,,,

*berbagi tidak harus menunggu kaya*
*Hijral Amal*
*Peduli Nusantara*

KISAH TELADAN JENDERAL KHALID BIN WALID Kontemplasi PSAA Wisma Karya Bakti

Pada zaman pemerintahan Khalifah Syaidina Umar bin Khatab, ada seorang panglima perang yang disegani lawan dan dicintai kawan. Panglima perang yang tak pernah kalah sepanjang karirnya memimpin tentara di medan perang. Baik pada saat beliau masih menjadi panglima Quraish, maupun setelah beliau masuk Islam dan menjadi panglima perang umat muslim. Beliau adalah Jenderal Khalid bin Walid. 

Namanya harum dimana-mana. Semua orang memujinya dan mengelu-elukannya. Kemana beliau pergi selalu disambut dengan teriakan, "Hidup Khalid, hidup Jenderal, hidup Panglima Perang, hidup Pedang Allah yang Terhunus." Ya! .. beliau mendapat gelar langsung dari Rasulullah SAW yang menyebutnya sebagai Pedang Allah yang Terhunus.
Dalam suatu peperangan beliau pernah mengalahkan pasukan tentara Byzantium dengan jumlah pasukan 240.000. Padahal pasukan muslim yang dipimpinnya saat itu hanya berjumlah 46.000 orang. Dengan kejeliannya mengatur strategi, pertempuran itu bisa dimenangkannya dengan mudah.

Itulah Khalid bin Walid, beliau bahkan tak gentar sedikitpun menghadapi lawan yang jauh lebih banyak.

Ada satu kisah menarik dari Khalid bin Walid. Dia memang sangat sempurna di bidangnya; ahli siasat perang, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan karismatik di tengah prajuritnya. Dia juga tidak sombong dan lapang dada walaupun dia berada dalam puncak popularitas.

Pada suatu ketika, di saat beliau sedang berada di garis depan, memimpin peperangan, tiba-tiba datang seorang utusan dari Amirul mukminin, Sayidina Umar bin Khatab, yang mengantarkan sebuah surat. Di dalam surat tersebut tertulis pesan singkat, "Dengan ini saya nyatakan Jenderal Khalid bin Walid di pecat sebagai panglima perang. Segera menghadap!"

Menerima khabar tersebut tentu saja sang jenderal sangat gusar hingga tak bisa tidur. Beliau terus-menerus memikirkan alasan pemecatannya. Kesalahan apa yang telah saya lakukan? Kira-kira begitulah yang berkecamuk di dalam pikiran beliau kala itu.

Sebagai prajurit yang baik, taat pada atasan, beliaupun segera bersiap menghadap Khalifah Umar Bin Khatab. Sebelum berangkat beliau menyerahkan komando perang kepada penggantinya.

Sesampai di depan Umar beliau memberikan salam, "Assalamualaikum ya Amirul mukminin! Langsung saja! Saya menerima surat pemecatan. Apa betul saya di pecat?"

"Walaikumsalam warahmatullah! Betul Khalid!" Jawab Khalifah.

"Kalau masalah dipecat itu hak Anda sebagai pemimpin. Tapi, kalau boleh tahu, kesalahan saya apa?"

"Kamu tidak punya kesalahan."

"Kalau tidak punya kesalahan kenapa saya dipecat? Apa saya tak mampu menjadi panglima?"

"Pada zaman ini kamu adalah panglima terbaik."

"Lalu kenapa saya dipecat?" tanya Jenderal Khalid yang tak bisa menahan rasa penasarannya.

Dengan tenang Khalifah Umar bin Khatab menjawab, "Khalid, engkau jenderal terbaik, panglima perang terhebat. Ratusan peperangan telah kau pimpin, dan tak pernah satu kalipun kalah. Setiap hari Masyarakat dan prajurit selalu menyanjungmu. Tak pernah saya mendengar orang menjelek-jelekkan. Tapi, ingat Khalid, kau juga adalah manusia biasa. Terlalu banyak orang yang memuji bukan tidak mungkin akan timbul rasa sombong dalam hatimu. Sedangkan Allah sangat membenci orang yang memiliki rasa sombong''.

''Seberat debu rasa sombong di dalam hati maka neraka jahanamlah tempatmu. Karena itu, maafkan aku wahai saudaraku, untuk menjagamu terpaksa saat ini kau saya pecat. Supaya engkau tahu, jangankan di hadapan Allah, di depan Umar saja kau tak bisa berbuat apa-apa!"

Mendengar jawaban itu, Jenderal Khalid tertegun, bergetar, dan goyah. Dan dengan segenap kekuatan yang ada beliau langsung mendekap Khalifah Umar.

Sambil menangis beliau berbisik, "Terima kasih ya Khalifah. Engkau saudaraku!"

Bayangkan …. mengucapkan terima kasih setelah dipecat, padahal beliau tak berbuat kesalahan apapun. Adakah pejabat penting saat ini yang mampu berlaku mulia seperti itu? Yang banyak terjadi justru melakukan perlawanan, mempertahankan jabatan mati-matian, mencari dukungan, mencari teman, mencari pembenaran, atau mencari kesalahan orang lain supaya kesalahannya tertutupi.

Jangankan dipecat dari jabatan yang sangat bergengsi, 'kegagalan' atau keterhambatan dalam perjalanan karir pun seringkali tidak bisa diterima dengan lapang dada. Akhirnya semua disalahkan, sistem disalahkan, orang lain disalahkan, semua digugat.....bahkan hingga yang paling ekstrim.... Tuhan pun digugat..

Kembali ke Khalid bin Walid, hebatnya lagi, setelah dipecat beliau balik lagi ke medan perang. Tapi, tidak lagi sebagai panglima perang. Beliau bertempur sebagai prajurit biasa, sebagai bawahan, dipimpin oleh mantan bawahannya kemarin.

Beberapa orang prajurit terheran-heran melihat mantan panglima yang gagah berani tersebut masih mau ikut ambil bagian dalam peperangan. Padahal sudah dipecat. Lalu, ada diantara mereka yang bertanya, "Ya Jenderal, mengapa Anda masih mau berperang? Padahal Anda sudah dipecat."

Dengan tenang Khalid bin Walid menjawab, "Saya berperang bukan karena jabatan, popularitas, bukan juga karena Khalifah Umar. Saya berperang semata-mata karena mencari keridhaan Allah."


Kerang Mutiara Kontemplasi ku tahu yang KAU mau....

Seekor kerang mutiara yang masih belia bermain di sebuah taman di dasar lautan. Ia berlari kekiri dan kekanan dengan sangat lincahnya dihamparan pasir taman para kerang.

Budidaya Labu Butternut Panti Asuhan Wisma Karya Bakti otista

Pada prinsip cara bercocok tanam labu butternut memiliki persamaan dengan jenis labu pada umumnya. Tanaman yang dapat dipanen setelah mamasuki umur tanam 85-90 hari ini adalah jenis tanaman merambat atau menjalar (Cucurbitaceae) dari jenis tanaman semusim. Sehingga untuk memaksimalkan kualitas buah tanaman ini membutuhkan para-para (tempat rambat)

Jumat, 10 Maret 2017

Kami Panti Asuhan Wisma Karya Bakti OTISTA

Panti Asuhan Wisma Karya Bakti Yayasan Oto Iskandar Di Nata Jl. Raya Curug Kelurahan Curug RT 03/10 Kelurahan Curug Kecamatan Bojongsari Kota Depok.

Beberapa Manfaat Labu Madu

Dalam menjalankan amanah, kami dari pengurus Panti Asuhan Wisma Karya Bakti otista, berusaha sekuat tenaga untuk menjalankannya. salah satu kegiatan kami untuk menambah oprasional Panti, dengan berupaya mengoptimalkan lahan yang ada di panti kami.

Keistimewaan Orang Yang Bersedekah

Ada beberapa rahasia untuk menjadi kaya tanpa kita duga. Banyakkan bersedekah. Berikut ini beberapa dalil yang menyatakan dengan bersedekah, seseorang itu boleh menjadi kaya atau dimurahkan rezekinya.

Inilah Keajaiban Sedekah Membuat Rezeki Penuh Barokah

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yag menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun di waktu sempit.” (QS. Ali Imran 133-134)

Perkebunan Mentimun Panti Asuhan Wisma Karya Bakti

Perkebunan Mentimun, timun atau ketimun di PSAA Wisma Karya Bakti.
Mentimun, timun, atau ketimun (Cucumis sativus L.; suku labu-labuan atau Cucurbitaceae) merupakan tumbuhan